iklan banner

Cara Mudah Menanam Bibit Buah-Buahan Agar Tidak Layu dan Mati

Anda mungkin pernah menanam bibit buah-buahan di kebun atau halaman rumah tetapi tidak lama kemudian layu dan akhirnya mati. Penanaman bibit tanaman buah-buahan yang salah bisa mengakibatkan bibit tanaman tersebut cepat mati karena adanya gangguan pada bibit.

Gangguan pada bibit buah-buahan tersebut dapat terjadi sejak sebelum tanam sampai setelah tanam. Pada masa pra-tanam, gangguan biasanya terjadi di pembibitan dan saat pengangkutan.

Perlakuan yang tidak tepat ketika menanam dan merawatnya setelah tanam juga bisa menjadi gangguan. Gangguan ini harus diatasi secara cermat karena tanaman berada dalam fase yang lemah. Bila fase ini terganggu, sulit bagi kita mengharap tanaman tumbuh baik ke depannya.
Cara mudah menanam bibit buah-buahan agar tidak layu dan mati

Tips menanam bibit tanaman buah-buahan

Banyak keluhan yang sering dialami para hobiis buah-buahan mengenai bibit yang baru ditanam atau dipindahkan ke halaman rumah atau kebun. Bibit tiba-tiba layu dan mati. Biasanya pada awal penanaman, bibit tumbuh bagus bahkan tumbuh tunas-tunas muda yang sehat. Tetapi tidak lama kemudian, bibit daun menguning, mengering, dan mati.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penanganan bibit, struktur dan kesuburan tanah, kualitas pupuk kandang dan hama penyakit.

Penanganan bibit
Bibit buah-buahan dapat berupa tanaman dalam polibag atau hasil cabutan yang sering disebut stum. Bibit ini bisa mengalami stres bila dibawa dalam jarak jauh, apalagi kalau akarnya sampai berubah kedudukannya. Bisa juga stres terjadi saat bibit dipindahkan dari tempat teduh ke tempat yang terkena sinar matahari langsung.

Sebaiknya bibit polibag yang baru dibeli diletakkan di tempat teduh sekitar 2-3 hari, bila berupa stum sampai 1 bulan. Kalau kondisinya tetap segar, bibit bisa segera ditanam di lapangan.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar laju penguapan tanaman tidak tinggi dan kita tidak perlu menyiramnya.

Supaya tanaman tidak roboh diterpa air hujan atau angin, sebaiknya bibit diberi penyangga dan diikat. Penyangga ini ditaruh disisi kiri dan kanan bibit menyilang tepat di batang utama. Penyangga ini juga berfungsi agar akar tanaman tetap pada kedudukannya.

Jika terpaksa ditanam di musim kemarau dan bibit berukuran kecil sebaiknya diberi naungan dari daun kelapa kering, jaring peneduh atau bahan lainnya yang mampu menahan sinar matahari sekitar 50% dan diletakkan di atas 4 tiang penyangga. Peneduh biasanya sudah bisa dibuka sekitar 2-4 minggu kemudian.

Bibit yang ditanam sebaiknya telah berumur lebih dari 1  tahun sejak penyambungan atau okulasi dengan tinggi mencapai 70 cm, contohnya :

  • Buah rambutan bisa ditanam setelah 8 bulan setelah diokulasi
  • Buah durian dan belimbing sekitar 6 bulan kemudian setelah okulasi.
  • Buah mangga dan apel setelah berumur 1-1,5 tahun
  • Bibit manggis dan duku setelah berumur 1,5-2 tahun
  • Bibit jeruk setelah 10 bulan diokulasi.


Struktur dan kesuburan tanah
Saat menggali lubang tanam, hal yang harus anda diperhatikan adalah sebagai berikut :

  • Apakah bagian tanah lapisan bawah (dasar lubang) berbatu-batu, bercadas keras atau berlempung padat ?
  • Apakah sewaktu menggali lubang air tanahnya keluar pada permukaan lubang (air tanah dangkal) ?
  • Apakah struktur tanah galian lubang cukup gembur ?
  • Apakah tanahnya merupakan tanah urukan atau galian yang sudah tidak memiliki lapisan olah ?

Pada tanah yang lapisan bawahnya bercadas keras atau berbatu besar, akar bibit yang baru ditanam tidak akan tumbuh baik karena ia tidak mampu menyerap air dengan sempurna.

Kemampuan bibit untuk bertunas dan menumbuhkan akar samping hanya bertahan sampai akar bertemu dengan lapisan keras yang tahan terhadap gempuran akar. Setelah itu, akar tidak bisa lagi berkembang sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman tertekan dan akhirnya daun menguning, kerdil dan mati.

Tanah dengan air tanah dangkal menyebabkan akar tanaman terendam air, aerasinya tidak baik sehingga tanaman muda tersebut hidup merana dan mati. Kondisi ini bisa diatasi dengan cara membuat parit atau drainase untuk menurunkan permukaan air tanah supaya akar tidak terendam.

Tanah galian parit dinaikkan (dibumbun) dan ditambah dengan pupuk kandang agar struktur tanah baik untuk tanaman.

Tanah yang tandus sekali, tanah urukan atau bekas galian yang lapisan olahnya sudah tidak ada, masih bisa digunakan untuk bertanam buah. Namun tanah tersebut biasanya strukturnya tidak remah dan kandungan unsur haranya hampir tidak ada, sehingga tidak baik bagi pertumbuhan akar. Akibatnya bibit tanaman tumbuh kerdil dan tidak bisa membentuk tunas baru.

Pada tanah-tanah yang demikian, sebaiknya dibuat lubang tanam yang berukuran besar sekitar 100 cm x 100 cm x 50 cm. Lubang tersebut keseluruhannya anda isi dengan pupuk kandang yang telah jadi atau dicampur tanah sebagiannya.

Tanah yang digunakan sebaiknya tanah lapisan olah yang didapat dari tempat lain. Pemberian pupuk kandang ini sebaiknya diulang minimal setahun sekali.

Perhatikan juga pupuk kandang
Pupuk kandang sangat membantu mengubah struktur tanah, disamping sebagai penyumbang unsur hara lengkap dalam jumlah kecil.

Media tanam sebaiknya tidak hanya terdiri dari pupuk kandang sebab strukturnya sangat gembur. Ini akan mempersulit dalam mengokohkan berdirinya akar. Untuk itu anda perlu mencampur 2 bagian pupuk kandang dengan 1 bagian tanah. Gunakan pupuk kandang yang telah jadi atau matang dengan ciri-ciri pupuk telah berwarna hitam dan tidak berbau.

Apabila anda menggunakan pupuk kandang yang belum jadi atau matang, akan mengakibatkan tanaman menjadi mati karena selama proses pelapukannya akan terjadi kenaikan suhu mencapai 80 derajat Celsius. Tingginya suhu akan mematikan seluruh akar tanaman sehingga proses penyerapan air dan unsur hara terhenti. Tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

Selain itu pupuk kandang yang belum jadi juga sering tercampur dengan bibit penyakit dan jamur yang masih aktif seperti cendawan Rhizoctonia sp. dan Pythium sp.

Hama dan penyakit
Penyakit cendawan Botryodiplodia sp. yang menyerang bidang sambungan dapat menyebabkan kematian tanaman muda dengan cepat, terutama pada tanaman durian, rambutan, dan manggis.

Hama yang banyak menyerang adalah semut merah yang dalam bahasa jawa dikenal juga dengan semut geni, karena bekas gigitannya meninggalkan rasa panas mirip kena api.

Semut ini menggigit akar rambut dan kulit batang, sehingga daun tanaman berguguran dan tanaman akan mati. Kematian tanaman mulai dari pucuk menjalar turun ke daun yang lebih tua.

Serangan semut merah ini dapat diatasi dengan siraman larutan insektisida sistemik atau ditaburi Furadan 3G di sekitar batang tanaman muda ± 100 gram per tanaman.

Di samping itu, bibit yang baru ditanam perlu dijaga saat menjelang munculnya tunas baru (trubus), karena sering mendapat gangguan berbagai macam kutu, terlebih pada musim kemarau. Sebaiknya menjelang trubus, bibit disemprot dengan insektisida sistemik 2 minggu sekali.

Demikian sedikit informasi bagaimana menanam bibit buah-buahan yang tepat agar tidak cepat layu dan mati. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba di rumah.
1 Comments